Tak Mau Hamil, Jepang Diprediksi Bakal Punah - Info untuk anda kali ini mengulas tentang kehidupan di jepang yang penduduknya terkenal tidak mau hamil. Bukan karena akan ada Bom lagi di Hiroshima dan Nagasaki, tapi dikabarkan bahwa para perempuan di Jepang malas untuk hamil. Apakah ini ada kaitannya dengan artikel sebelumnya pada Hanya 34% Wanita Jepang Terpuaskan Oleh Pasangannya. Kita hanya bisa menebak saja. Ketika dunia sedang menghadapi pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, angka kelahiran di Jepang justru dianggap terlalu rendah. Bahkan jika warganya malas bikin anak, diperkirakan bangsa Jepang akan punah dalam 1000 tahun ke depan.
Prediksi mengejutkan ini disampaikan oleh seorang ilmuwan dari Tohoku University, Prof Hiroshi Yoshida. Ia memperkirakan hal itu berdasarkan perbandingan populasi anak-anak yang jauh lebih kecil dibanding lansia (lanjut usia) yang ada di negara itu. Jika para artis di negara tetangga pada getol memamerkan kehamilan mereka. Bahkan sampai dengan berfoto Bugil saat hamil, ini tidak berlaku di Jepang. Baca : Tiru Demi More, Jessica Simpson Foto Bugil Saat Hamil.
Populasi anak-anak yang hanya 16,6 juta jiwa dari total sekitar 127,8 juta penduduk Jepang dinilai menunjukkan bahwa tingkat kelahiran di negara ini cukup rendah. Data 50 tahun terakhir menunjukkan, tiap perempuan Jepang memang hanya melahirkan rata-rata 1,35 anak.
Sebaliknya jumlah lansia begitu tinggi, sehingga diperkirakan 20 persen penduduk Jepang saat ini telah berusia 65 tahun ke atas. Apalagi angka harapan hidup juga terus meningkat, yakni 86,39 tahun pada 2010 dan akan terus meningkat dalam 50 tahun mendatang.
Dengan perbandingan yang tidak seimbang ini, maka populasi anak di bawah usia 14 tahun diyakini akan semakin menyusut. Diperkirakan penyusutan rata-ratanya mencapai 1 anak tiap 100 detik sehingga dalam 1000 tahun sudah tidak ada lagi anak kecil di Jepang.
"Jika penurunan ini berlanjut, tanggal 5 Mei 3011 Jepang masih merayakan Hari Anak dengan hanya 1 anak yang tersisa. Namun 100 detik kemudian, tidak ada lagi yang tersisa," kata Prof Yoshida seperti dikutip dari Medindia, Jumat (11/5/2012).
Sepintas, ramalan Prof Yoshida ini mungkin terkesan berlebihan. Namun penyusutan populasi warga Jepang juga sering dibuktikan dalam beberapa penelitian lain yang juga memprediksi bahwa penduduk Jepang akan menyusut berkurang 30 persen dalam 100 tahun ke depan.
Itulah yang terjadi di Jepang saat ini. Para wanita lebih senang menghabiskan waktu di kantor, membangun karier, dan hidup mandiri.Lama-lama, jumlah wanita lajang makin meningkat. Dampak ikutannya, jumlah bayi yang lahir semakin berkurang.
Jika anda datang ke Tokyo. Sangat jarang anda menemukan wanita hamil atau bayi di tempat-tempat keramaian. Sebagian besar pemandangan adalah para wanita mandiri, yang modis, dan tidak takut ke McD atau resto tengah malam, seorang diri.
Gejala itu mendorong struktur usia penduduk Jepang makin tua. Anak-anak masa depan Jepang makin berkurang jumlahnya. Seperti piramida terbalik.
Setiap tahun, ada saja taman kanak-kanak yang tutup karena kekurangan siswa. Sebaliknya, panti jompo--yang banyak mempekerjakan warga Indonesia dan Filipina--semakin bertambah jumlahnya.
Pemerintah yang risau mendorong para wanita untuk menikah dan punya anak. Stasiun TV didorong untuk menayangkan berita-berita tentang nikmatnya membangun keluarga. Satu keluarga beranak 10 merupakan berita besar bagi TV Jepang. Sambil imbauan itu belum memperlihatkan hasil, toko-toko anjing, toko pakaian anjing, dan tempat penyewaan anjing seperti Dogy Park di jalan menuju Gunung Fuji tumbuh subur. Bahkan banyak sekolah khusus untuk anjing. Kenapa begitu? Ya, karena anjing merupakan kawan favorit para wanita lajang Jepang. Alangkah beruntungnya anjing-anjing di Jepang
Itulah yang terjadi di Jepang saat ini. Para wanita lebih senang menghabiskan waktu di kantor, membangun karier, dan hidup mandiri.Lama-lama, jumlah wanita lajang makin meningkat. Dampak ikutannya, jumlah bayi yang lahir semakin berkurang.
Jika anda datang ke Tokyo. Sangat jarang anda menemukan wanita hamil atau bayi di tempat-tempat keramaian. Sebagian besar pemandangan adalah para wanita mandiri, yang modis, dan tidak takut ke McD atau resto tengah malam, seorang diri.
Gejala itu mendorong struktur usia penduduk Jepang makin tua. Anak-anak masa depan Jepang makin berkurang jumlahnya. Seperti piramida terbalik.
Setiap tahun, ada saja taman kanak-kanak yang tutup karena kekurangan siswa. Sebaliknya, panti jompo--yang banyak mempekerjakan warga Indonesia dan Filipina--semakin bertambah jumlahnya.
Pemerintah yang risau mendorong para wanita untuk menikah dan punya anak. Stasiun TV didorong untuk menayangkan berita-berita tentang nikmatnya membangun keluarga. Satu keluarga beranak 10 merupakan berita besar bagi TV Jepang. Sambil imbauan itu belum memperlihatkan hasil, toko-toko anjing, toko pakaian anjing, dan tempat penyewaan anjing seperti Dogy Park di jalan menuju Gunung Fuji tumbuh subur. Bahkan banyak sekolah khusus untuk anjing. Kenapa begitu? Ya, karena anjing merupakan kawan favorit para wanita lajang Jepang. Alangkah beruntungnya anjing-anjing di Jepang
Demikian Info terkini dari kenzoo untuk para sahabat yang mengulas tentang Tak Mau Hamil, Jepang Diprediksi Bakal Punah. Semoga bermanfaat.