Pages

Digendong...Eh Si Kecil Pegang-pegang Payudara

Ilustrasi

Sebenarnya, perilaku memegang payudara muncul karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Seyogyanya, sampai dengan usia 2 tahun si kecil masih mendapatkan ASI. Namun karena pertumbuhan gigi susunya mulai lengkap, banyak ibu merasa risih bila si batita masih menyusu. Akibatnya, masa menyusui jadi lebih pendek padahal si batita masih merasa belum terpuaskan. Baginya, dengan menyusu itulah kebutuhan akan kasih sayangnya dapat terpenuhi, terutama melalui dekapan sang bunda sewaktu menyusui.

Dampak dari ketakterpuaskan itu, si batita lantas mencari wilayah lain untuk melampiaskan perasaan emosinya. Salah satunya adalah memegang payudara. Mengapa payudara yang dipilih? Kerana wilayah itu memang telah dikenalnya, bukan? Selain itu, "Saat memegang wilayah payudara orang yang menggendongnya, si batita mendapatkan sensasi tersendiri karena yang bersangkutangpasti akan langsung memperhatikannya dan menyapa dengan sejumlah nasehat," ungkap Dewi Romadhona, Psi., akrab dipanggil Dhona.

Menghadapi masalah ini, orang tua tak perlu marah, karena kemarahan berpengaruh tak baik pada rasa percaya diri anak kelak. Yang paling bijaksana, "Beri tahu si batita bahwa perbuatan yang dilakukannya itu tidak baik, 'Eh... tidak boleh. Itu perbuatan yang tidak baik. Sakit, kan, kalau dipencet dan malu, lo, kalau terlihat banyak orang."

Kemudian, alihkan perhatiannya. Misal, dengan memberinya mainan.

EMPAT CARA MENGATASI

1. Alihkan perhatian anak pada kegiatan lain

Saat anak mulai mencari-cari dan ingin memegang wilayah payudara, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya pada suatu permainan. Pilih permainan yang memiliki kesamaan dengan kegiatan pelampiasan emosinya dan sama-sama menyalurkan kemampuan motorik halus anak. Misal, dengan lilin permainan (dough ), pasel, pensil warna, dan lain-lain. Melalui permainan dough , pemahaman anak tentang tekstur juga berkembang. Bagaimana rasanya memegang sesuatu yang lunak, yang dapat dibentuk menjadi aneka rupa, dan seterusnya.

2. Perkenalkan anak pada susu formula

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak dari ASI adalah dengan memperkenalkan susu formula. Mulailah sedikit demi sedikit memberikan susu formula kepada batita. Sehingga, batita mengetahui ada susu lain yang dapat memuaskan kebutuhannya akan susu. Jadi tidak hanya melihat dan mengetahui bahwa payudaralah satu-satunya yang dapat menghasilkan susu.

3. Penuhi kebutuhan anak akan rasa aman

Untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman, lakukan dengan memberikan perhatian, kasih sayang dan pelukan yang hangat. Pelukan hangat ibu saat menyusui dapat memberikan rasa aman kepada anak. Bila kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman terpenuhi pada masa batita, kelak ia akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang berhati-hati dalam bertindak. Ia akan lebih matang dan tenang dalam menghadapi masalah. Sebaliknya, bila kebutuhan akan kasih sayang tak terpenuhi, bukan tak mungkin ia akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang pemarah dan tidak sabaran.

4. Jangan pelit memberikan pujian/penghargaan

Pujian/penghargaan bermanfaat untuk perkembangan emosi anak. Bentuknya dapat berupa tepuk tangan atau ciuman. Dengan mendapat pujian, anak merasa dihargai. Dampaknya, ia akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang lebih percaya diri dan berani dalam menentukan sikap.

BAKAL HILANG SEIRING WAKTU

Perilaku memegang payudara ibu atau orang yang menggendongnya, bila didiamkan dapat memberikan dampak yang kurang baik pada anak. Dampak ini akan terlihat setelah besar. "Kelak bila si anak tidak memegang payudara yang membuatnya merasa tenang, ia akan merasa kehilangan sesuatu. Akibatnya, ia dapat tumbuh menjadi manusia yang kurang mandiri, kerap merasa cemas, kurang nyaman, atau rasa percaya dirinya berkurang," papar Dhona. Tak hanya itu, orang yang dipegang payudaranya tentu akan merasa risih. Apalagi bila seiring dengan pertambahan usia, anak belum mampu membuang kebiasaan ini.

Walau begitu, tak perlu khawatir. "Banyak juga, kok, anak yang seiring dengan bertambahnya umur, mulai dapat meninggalkan kebiasaan buruk itu karena pengetahuannya juga bertambah."

Adapun batas waktu yang dapat ditolerir, yaitu sampai umur 3 atau 4 tahun. "Umumnya, memasuki usia balita, pemahaman anak akan semakin baik, karena perkembangan kognitifnya sudah semakin bagus. Kemampuan bersosialisasi juga semakin baik, sehingga ia tidak hanya akan menemui orang-orang terdekatnya saja. Dari situ, lambat laun anak akan memahami bahwa perbuatannya itu tidak baik dan tidak sopan bila terlihat orang banyak, sehingga secara perlahan akan ditinggalkan."

Sesungguhnya tak hanya payudara yang dapat dijadikan sasaran pemuas emosi oleh anak. Ada beberapa bagian tubuh lainnya yang juga kerap jadi incaran, seperti pusar, telinga, rambut, dan lain-lain.

Utami


sumber:http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Digendong-Eh-Si-Kecil-Pegang-pegang-Payudara
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...