Pages

Kita harus kaya agar bisa masuk surga!

Kita harus kaya!
Bagi sebagian orang mungkin berpendapat bahwa tingkat kebahagian itu di ukur dari jumlah kekayaan. Sebagian yang lain berpendapat bahwa kebahagiaan itu tidak hanya di ukur dari banyaknya harta tapi dari kuatnya tingkat keimanan seseorang. Sementara mungkin sebagian orang berpendapat bahwa tingkat kekayaan adalah ketika menduduki jabatan tertentu.

Dari beberapa pendapat tersebut mana yang menurut anda benar? Apa alasannya. Setiap orang akan mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan mungkin saja tidak tertera pada kalimat diatas.

Dari beberapa buku yang saya baca ada salah satu buku yang berkata, "Orang kaya itu adalah orang yang beruntung karena dengan kekayaannya dia bisa berbuat banyak untuk memperoleh pahala. Sedekah banyak, mendirikan sarana umat, menolong orang lain, membiayai kehidupan orang lain, dan punya banyak waktu untuk beribadah kepada Allah".

Saya setuju dengan pendapat tersebut karena dengan kita punya banyak harta maka akan banyak pula kemudahan kita dalam melakukan kebaikan-kebaikan ataupun amal shaleh. Dalam sebuah buku juga menerangkan konon yang cepat menjalankan pemeriksaan dan yang akan di panggil pertama ke surga adalah orang kaya karena telah begitu banyak amalan-amalan shaleh yang telah dikerjakan.

Dalam bukunya Ippho Santosa juga tertera sebuah cerita fiktif yang menarik untuk disimak. Berikut adalah ceritanya :
"Konon dalam sebuah gerbang di pintu surga ada 3 orang yang berebut untuk masuk pintu surga karena kebaikannya kepada umat manusia.
Orang pertama adalah seorang guru teladan, ia adalah guru yang mampu mencetak jutaan siswa-siswa yang berjiwa besar dan sukses dalam hidup dan agamanya makanya ia meminta agar masuk ke surga paling awal
Orang kedua adalah seorang dokter profesional dan teladan, ia adalah dokter yang telah menolong jutaan orang dari rasa sakitnya karena penyakit dan menyembuhkannya makanya ia meminta agar masuk ke pintu surga paling awal karena amal shalih dan jasanya yang begitu besar.
Orang ketiga adalah seorang Kiyai sejuta umat yang telang membimbing jutaan manusia ke jalan yang benar makanya ia juga ingin masuk paling awal di surga.
Si sela-sela pembicaraanya dengan para penjaga pintu surga datanglah seorang pengusaha kaya. 
Sang Guru bilang, "Ini kan orang yang telah membantuku mendirikan gedung sekolah tempatku mengajar dan banyak membiayai anak-anak sekolah" kata sang guru teladan. Kemudian Sang dokter juga berkata, "Ini orang yang membantuku mendirikan rumah sakit dan sering membiayai orang sakit". Di samping itu, Sang Kiyai juga berkata, "Ini juga orang yang telah mendirikan banyak masjid dan pesantren-pesantren salah satunya pesantren dimana saya mengajar". Sang Pengusaha hanya tersenyum dan alkisah ketiga orang tadi mempersilahkan pengusaha untuk masuk paling awal di surga". Cukup menarik bukan? ;-)

Dalam rukun terahir dalam rukun islam juga di sebutkan "Naik haji" walaupun itu bagi yang mampu tapi sangat jelas menandakan bahwa kita itu harus kaya supaya bisa naik haji kan, ;-). Bahkan Nabi kita juga seseorang yang kaya, pedagang yang sukses dan perdagangannya bisa tembus ke banyak negara. Bisa di bayangkan jika pengusaha sekarang pemasarannya bisa sampai mancanegara. Ya pasti kaya. Tapi sebagian orang menganggap bahwa beliau adalah orang yang miskin. Ya beliau pernah miskin tapi pada masa berumur jagung alias umur belasan. Selebihnya beliau adalah orang yang sangat kaya.

Di balik kekayaan beliau ternyata tak sedikitpun beliau silau dengannya. Alih-alih menyimpan dan menumpuk kekayaannya beliau malah memperjuangkan kekayaan untuk agama. Sedekah, sarana umat, alat perang, masjid, dll. Makanya kita sebagai umatnya harus bisa mencontoh sifat beliau yang satu ini. Pelajaran kita hari ini adalah kita itu harus kaya agar bisa beribadah dengan tenang serta bisa lebih mudah melakukan amalan-amalanNya dan kekayaan itu tidak akan membawa mudharat bagi orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat.

Salam sukses.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...