Masa depan itu misteri. Begitulah kata kebanyakan orang. Masa depan akan dicapai jika kita sudah menciptakan pencapaian-pencapaian tertentu yang terus berkelanjutan hingga menuju ke tingkat pencapaian yang paling tinggi yaitu kesuksesan. Ngomong-ngomong soal pencapaian ada beberapa orang yang menyikapinya dengan bermacam-macam pendapat. Disini saya akan mencoba menjelaskan dua tipe orang atau golongan yang memandang pencapaian atau kesuksesan seseorang. Golongan pertama, menganggap bahwa semua pencapaian itu adalah hasil dari keringat panas perih dan kerja keras yang telah ia lalui sehingga dia mencapai tingkatan yang di sebut sukses. Sementara golongan kedua menganggap bahwa pencapaian seseorang itu adalah hasil dari sebuah keberuntungan. Kali ini saya akan membahas tipe orang kedua yaitu orang yang menganggap bahwa hasil pencapaian seseorang itu berasal dari sebuah keberuntungan.
Banyak sekali teman-teman di kampungku yang bilang, “Pantes aja dia mah sukses wong orangtuanya juga kayak kok” atau “pantes aja dia pinter dia kan punya banyak duit untuk mengikuti kursus dan membeli buku.” Apakah anda setuju dengan pendapat teman-teman saya? Kalo menurut mereka sukses itu tidak lain hanyalah sebuah keberuntungan. Ok well.
Pencapaian seseorang bukan hanya di ukur oleh faktor luar tetapi juga dari dalam diri kita yaitu adanya motivasi untuk maju dan sukses. Padahal andai si orang itu berada di posisi orang kaya sekalipun belum tentu dia bisa membuat pencapaian yang maksimal. Bisa saja dia malas dan tergoda akan hal-hal lain yang membuatnya tidak suka belajar. Bisa saja kan? Jadi semua itu depend on you.
Mulai sekarang mari lah kita lebih memandang pencapaian-pencapaian seseorang dengan sikap positif dan motivatif. Positif maksudnya kita tidak memandang hasil pencapaian seseorang dengan sebelah mata misal seperti kata-kata “Pantes aja dia berhasil wong orang tuanya juga pinter kok”. Saya katakan lagi “It depends on you”. Memandang dengan sikap motivatif artinya kita bisa mengambil sisi positif dari pencapaian seseorang sebagai suatu motivasi untuk maju. “Lho, dia aja bisa. Kenapa saya tidak?”.
Oh iya disini juga ada tipe orang ketiga yang memandang kesuksesan itu adalah diantara keberuntungan dan hasil pencapaian kita. Tidak di pungkiri saya pun juga termasuk golongan ini. Jadi memang keberuntungan itu adalah 100% hak preogratif Tuhan artinya yang bisa memberikan keberuntungan itu cuma Dia. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan Tuhan lah yang akan menilai. Tapi ada sebuah hadis qudsi yang berbunyi “Inna Anza Zhani ‘abdi” yang artinya Aku (Allah) adalah sesuai dengan prasangka hamba (kepadaKu). Kita bisa menjadikan hadis qudsi tersebut sebagai motivasi buat kita semua. Ternyata Tuhan itu adalah sesuai dengan apa yang kita pikirkan kok! Artinya kita memang tidak bisa membuat keberuntungan tetapi apabila kita sudah berusaha maksimal pasti Tuhan akan memberikan keberuntungan kepada kita. Jadi kita tidak bisa membuat keberuntungan? Ya itu benar. Tapi dengan segenap usaha maksimal kita yakinlah Tuhan yang akan menciptakan keberuntungan itu. Yakinlah kawan, Tuhan tidak mungkin ingkar dengan janjiNya.
Semoga bermanfaat.
Salam sukses.
Banyak sekali teman-teman di kampungku yang bilang, “Pantes aja dia mah sukses wong orangtuanya juga kayak kok” atau “pantes aja dia pinter dia kan punya banyak duit untuk mengikuti kursus dan membeli buku.” Apakah anda setuju dengan pendapat teman-teman saya? Kalo menurut mereka sukses itu tidak lain hanyalah sebuah keberuntungan. Ok well.
Pencapaian seseorang bukan hanya di ukur oleh faktor luar tetapi juga dari dalam diri kita yaitu adanya motivasi untuk maju dan sukses. Padahal andai si orang itu berada di posisi orang kaya sekalipun belum tentu dia bisa membuat pencapaian yang maksimal. Bisa saja dia malas dan tergoda akan hal-hal lain yang membuatnya tidak suka belajar. Bisa saja kan? Jadi semua itu depend on you.
Mulai sekarang mari lah kita lebih memandang pencapaian-pencapaian seseorang dengan sikap positif dan motivatif. Positif maksudnya kita tidak memandang hasil pencapaian seseorang dengan sebelah mata misal seperti kata-kata “Pantes aja dia berhasil wong orang tuanya juga pinter kok”. Saya katakan lagi “It depends on you”. Memandang dengan sikap motivatif artinya kita bisa mengambil sisi positif dari pencapaian seseorang sebagai suatu motivasi untuk maju. “Lho, dia aja bisa. Kenapa saya tidak?”.
Oh iya disini juga ada tipe orang ketiga yang memandang kesuksesan itu adalah diantara keberuntungan dan hasil pencapaian kita. Tidak di pungkiri saya pun juga termasuk golongan ini. Jadi memang keberuntungan itu adalah 100% hak preogratif Tuhan artinya yang bisa memberikan keberuntungan itu cuma Dia. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan Tuhan lah yang akan menilai. Tapi ada sebuah hadis qudsi yang berbunyi “Inna Anza Zhani ‘abdi” yang artinya Aku (Allah) adalah sesuai dengan prasangka hamba (kepadaKu). Kita bisa menjadikan hadis qudsi tersebut sebagai motivasi buat kita semua. Ternyata Tuhan itu adalah sesuai dengan apa yang kita pikirkan kok! Artinya kita memang tidak bisa membuat keberuntungan tetapi apabila kita sudah berusaha maksimal pasti Tuhan akan memberikan keberuntungan kepada kita. Jadi kita tidak bisa membuat keberuntungan? Ya itu benar. Tapi dengan segenap usaha maksimal kita yakinlah Tuhan yang akan menciptakan keberuntungan itu. Yakinlah kawan, Tuhan tidak mungkin ingkar dengan janjiNya.
Semoga bermanfaat.
Salam sukses.