Kesalahan kebanyakan manusia dalam mengahadapi masalahnya adalah ketidakmampuan mereka untuk diam. Banyak orang-orang yang ketika menghadapi masalah terlalu di sibukan oleh pikiran-pikiran yang negatif dan hanya dibayangi oleh oleh pikiran-pikiran yang berkaitan dengan jalan keluar dari masalah itu daripada sekedar berhenti sejenak untuk diam. Diam disini bukan hanya diam secara fisik tetapi juga diam untuk pikiran kita. Biarkanlah pikiran tenang dan sejenak hilangkan pikiran-pikiran negatif yang telah memberlenggu. Saya akan mengisahkan sebuah cerita berkaitan dengan konsep diam di atas.
Alkisah ada seorang pemburu yang sedang mencari buruannya di hutan. Karena sudah sekian lama belum juga mendapatkan binatang buruannya akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke kawasan hutan yang belum pernah ia masuki dan jaraknya pun sangat jauh dari tempat ia memburu biasanya. Sial ternyata disana adalah sebuah kawasan hutan tempat para harimau berkeliaran, bisa dibilang kawasan hutan itu adalah sarangnya para harimau. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke tempat semula. Namun ketika baru satu langkah ia berbalik ke arah belakang, disana sudah meraum satu ekor harimau yang siap menerpanya dan memakannya. Awalnya lelaki itu mencoba memberikan perlawanan dengan mengacung-acungkan panahnya, namun usaha itu sia-sia karena si harimau tidak mau beranjak pergi. Tanpa pikir panjang akhirnya lelaki itu pun lari ke arah samping kanan, dan di ikuti oleh sang harimau yang mengejarnya.
Lelaki itu lari dengan sangat kencang dan lincah, berkelak-kelok hendak menipu si harimau namun sial si harimau itu tetap mengejarnya. Ketika di depan ada sebuah sumur yang tidak begitu besar dan dalam dan biasanya sumur seperti ini adalah sarang dari ular-ular berbisa, karena ia sudah mengetahui bahwa di sumur itu adalah sarang ular akhirnya dia memutuskan untuk masuk di tengah-tengah sumur itu dan untungnya disana ada sebuah akar besar dan disana ia segera saja menopangkan kakinya untuk bertengger disana.
Dia masuk ke sumur itu tidak terlalu dalam dan tidak juga terlalu atas, pokonya ditengah-tengah sumur. Sementara di atas sumur si harimau terus berusaha menyergapnya dan terus menggapai-gapaikan kuku kakinya dan kepalanya pun masuk ke arah bawah sumur itu. Berada disana ia bagaikan berada dalam kepungan masalah yang siap membunuhnya kapan saja. Jika ia mencari aman untuk jatuh ke bawah sumur ia pasti akan dimakan oleh ular-ular berbisa disana sementara jika ia bergerak keluar tentu saja sang harimau lah yang akan menyantapnya.
Sementara harimau terus berusaha memasukan kepalanya ke arah sumur itu, dan suatu waktu si harimau itu bisa saja masuk dan menggigitkan taringnya ke arah lelaki itu. Sementara akar pohon yang di tungganginya kian rapuh dan suatu waktu ia pasti jatuh ke bawah sumur. Pokonya disana bagaikan di neraka, untunglah dari atas itu ada tetesan madu yang menetes dari atas pohon yang menuju pas ke arah wajahnya. Jika anda yang menjadi lelaki itu, apa yang akan anda lakukan? Anda tahu apa yang dilakukan oleh lelaki itu? Ternyata lelaki itu memilih untuk tetap diam menikmati madu yang menetes tanpa sedikit pun takut akan si harimau yang mendekat dan ular. Istilahnya dia nikmati aja tuh masalah. Dia hidup tenang menikmati madu dalam sebuah masalah besar. Nah yang saya maksud konsep diam di atas adalah diam seperti seorang pemburu itu. Jikalah memang tidak ada sesuatu untuk dilakukan ya masih mending diam kan? Setuju coyy??? ;-)
Lelaki itu lari dengan sangat kencang dan lincah, berkelak-kelok hendak menipu si harimau namun sial si harimau itu tetap mengejarnya. Ketika di depan ada sebuah sumur yang tidak begitu besar dan dalam dan biasanya sumur seperti ini adalah sarang dari ular-ular berbisa, karena ia sudah mengetahui bahwa di sumur itu adalah sarang ular akhirnya dia memutuskan untuk masuk di tengah-tengah sumur itu dan untungnya disana ada sebuah akar besar dan disana ia segera saja menopangkan kakinya untuk bertengger disana.
Dia masuk ke sumur itu tidak terlalu dalam dan tidak juga terlalu atas, pokonya ditengah-tengah sumur. Sementara di atas sumur si harimau terus berusaha menyergapnya dan terus menggapai-gapaikan kuku kakinya dan kepalanya pun masuk ke arah bawah sumur itu. Berada disana ia bagaikan berada dalam kepungan masalah yang siap membunuhnya kapan saja. Jika ia mencari aman untuk jatuh ke bawah sumur ia pasti akan dimakan oleh ular-ular berbisa disana sementara jika ia bergerak keluar tentu saja sang harimau lah yang akan menyantapnya.
Sementara harimau terus berusaha memasukan kepalanya ke arah sumur itu, dan suatu waktu si harimau itu bisa saja masuk dan menggigitkan taringnya ke arah lelaki itu. Sementara akar pohon yang di tungganginya kian rapuh dan suatu waktu ia pasti jatuh ke bawah sumur. Pokonya disana bagaikan di neraka, untunglah dari atas itu ada tetesan madu yang menetes dari atas pohon yang menuju pas ke arah wajahnya. Jika anda yang menjadi lelaki itu, apa yang akan anda lakukan? Anda tahu apa yang dilakukan oleh lelaki itu? Ternyata lelaki itu memilih untuk tetap diam menikmati madu yang menetes tanpa sedikit pun takut akan si harimau yang mendekat dan ular. Istilahnya dia nikmati aja tuh masalah. Dia hidup tenang menikmati madu dalam sebuah masalah besar. Nah yang saya maksud konsep diam di atas adalah diam seperti seorang pemburu itu. Jikalah memang tidak ada sesuatu untuk dilakukan ya masih mending diam kan? Setuju coyy??? ;-)
Terus bagaimana kelanjutan ceritanya?