Menurut sebuah penelitian terbaru, lebih dari 50 persen pasien yang datang ke dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) sering memakai cotton bud untuk mengorek kotoran di telinga. Meski ujungnya dari kapas, alat ini tetap berisiko merusak gendang telinga.
"Jika pasien mengalami gangguan pendengaran atau ada yang tidak beres dengan gerakan wajahnya, ada kemungkinan telinganya mengalami kerusakan," ungkap Dr Ilaaf Darrat, spesialis THT dari Henry Ford Hospital seperti dikutip Healthday, Jumat (6/5/2011).
Gangguan pendengaran yang umum dialami pemakai cotton bud (batang plastik dengan ujung berlapis kapas) adalah tinnitus atau telinga berdenging. Sementara wajah yang sulit digerakkan adalah gejala kerusakan saraf yang juga dipicu kerusakan gendang telinga.
Untungnya, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr Ilaaf menunjukkan bahwa 97 persen kerusakan gendang telinga bisa sembuh sendiri dalam waktu rata-rata 2 bulan. Operasi hanya dibutuhkan jika berdampak pada kelumpuhan saraf di sekitar wajah.
Penelitian yang dipresentasikan dalam Combined Otolaryngological Spring Meeting di Chicago ini melibatkan 1.540 pasien yang mengalami kerusakan gendang telinga antara tahun 2001-2010.
Namun sebisa mungkin, risiko kerusakan gendang telinga harus dikurangi dengan mengurangi pemakaian cotton bud atau sejenisnya. Sebagai alternatif, berikut ini beberapa cara yang bisa dipakai untuk membersihkan telinga dari kotoran.
- Campur hidrogen peroksida (H2O2) dengan air hangat, teteskan perlahan ke rongga telinga maksimal 2 kali/bulan.
- Campur cuka apel (vinegar) dengan air dalam perbandingan yang sama, lalu masukkan 5 tetes ke dalam telinga dan jangan lebih dari sekali dalam sepekan.
- Kunjungi dokter THT untuk melakukan waxing atau membersihkan telinga dengan lilin khusus.