Bang admin mohon maaf, saya tahu rubrik agama sudah diceraikan dari Kompasiana, sedikit menyinggung tapi ini bukan tulisan tentang agama koq. Saya membahas masalah humaniora secara personal. (Ngeles dengan cerdas.. hehehe).
Setelah kemarin saya membahas tentang menyebalkannya kejeniusan seorang teman, sekarang saya akan membahas keanehan seorang teman dengan embel-embel As-Salafy di belakangnya. Teman aneh saya ini bernama Amin Mustangin. Sekarang berjuluk Amin Mustangin As-Salafy. Walau saya post di Fiksiana, ini nyata saudara-saudara.. Check saja profilnya di google nama tersebut.:-P
Saya berteman dengan dia, si Aneh ini, sejak kami SMP. Dulu dia gagap, kumal, baju-bajunya tidak pernah kenalan dengan mahluk yang namanya setrika, Pokoknya sangat tidak gaul deh, suka jadi bahan ledekan teman-teman karena gagapnya itu.
Sekarangpun demikian. Hanya saja stylenya sedikit berubah. Memakai jubah gamis panjang, celana panjang “cungklang” dan berjanggut lebat.
Mirip dengan gambaran teroris-teroris di kepala kita?
Jangan salah sangka… Salafy itu sangat patuh kepada Ulul Amri.
“Apa yang akan kamu lakukan misalkan rumahmu diambil pemerintah untuk suatu proyek?”
Dia menjawab, “Bersabar”.
Aneh kan? orang-orang jaman sekarang kan jawabnya, “Langkahi dulu mayat saya!”. Ada yang rumahnya dilewati sutet untuk kepentingan bangsa saja malah pada demo mogok makan dan jahit mulut…
“Kalau pemerintah menetapkan hari raya tanggal sekian, apa yang kamu lakukan?
Dia menjawab, “Kami mengikuti pemerintah”.
Aneh kan? Padahal kebanyakan orang memilih untuk ngeyel, menganalisa sendiri, atau mengikuti organisasinya. Termasuk saya. hehehe.
Tidak aneh ya? belum selesai.. anehnya adalah, ketika pengumuman kelulusan SMP, dia tiba-tiba menjadi lulusan terbaik sesekolah, bahkan sekecamatan, mengalahkan saya yang ganteng ini.
Masih belum terlalu aneh? Amin yang gagap dan selalu menjadi bahan ledekan ini pernah mengajar murid-murid SD, pelajaran bahasa Inggris. Toeflnya Amin 750, mengalahkan saya yang ganteng ini yang cuma 450.
Masih belum terlalu aneh? Ketika SMP dia berangkat sekolah dari rumahnya yang puluhan kilometer jauhnya naik sepeda, biasanya tiba di sekolah jam 6 pagi. Lagi-lagi mengalahkan saya yang ganteng ini. Saya sampai di sekolah biasanya bersamaan dengan gerbang akan ditutup.. seringkali gerbang sudah ditutup malah.
Masih belum terlalu aneh? Ketika SMP dia tinggal bersama dengan paman dan bibinya yang jarang di rumah. Orang tuanya merantau ke Jakarta bekerja sebagai petani. Sekecil itu urusan mencuci baju dikerjakan sendiri, pantas bajunya kumal tidak pernah mengenal setrika.
Bahkan pernah ketika saya main ketempatnya, saya mendapati dia tubuhnya penuh lumpur, seorang diri sedang menggali tanah untuk membuat batu bata. Tubuh kecilnya sudah tak terlihat dari atas, cuma gumpalan-gumpalan tanah secara rutin beterbangan ke atas dari dalam tanah menandakan aktifitasnya. Anda tahu pekerjaan membuat batu bata itu seperti apa? pokoknya bukan pekerjaan anak-anak deh..
Masih belum terlalu aneh juga? Beberapa bulan lalu, hari sabtu dia main ke rumah saya di Purwokerto. Kami jalan-jalan keliling Purwokerto mencari onderdil dan aksesoris motor. Pokoknya, berapapun biayanya, asal untuk motor OK lah… jangan heran, Amin sekarang sudah sukses, bekerja sebagai teknisi di PT Holcim Indonesia. Dari ribuan pendaftar, yang diterima hanya 16 orang. Aminlah salah satunya.
Amin bermalam di tempat saya. Sedang mengobrol santai, tiba-tiba dia cerita begini, “Dev, besok pagi kan aku mau lamaran…”
Gludak! Saya tercengang. “Lah ngapain kamu di sini?” Saya berondong pertanyaan, “ Pakaian sudah siap? seserahan sudah siap? Ugorampe lainnya sudah siap? Ortu kamu gimana?”
Jawabnya singkat, “Belum. Gampanglah besok pagi”.
Luar biasa!!! Bahkan saya belum tahu siapa calon istrinya! bahkan katanya dia juga belum terlalu kenal siapa calon istrinya.
Iya saya tahu, sebenarnya dalam Islam pacaran itu tidak ada. Adanya adalah Ta’ aruf. Pun bukan ta’aruf ala Artis Solmed. Ta’aruf yang benar ya ala si Amin ini. Tapi kan.. tapi kan.. Banyak tapinya deh untuk bisa mengaplikasikannya.
Sial! lagi-lagi saya yang ganteng ini kalah. Tahu yang lebih menyebalkan? Ketika kondangan, saya dapati mertuanya adalah seorang pegawai pertamina yang tinggal di perumahan elit pertamina Cilacap. Tahu yang paling menyebalkan? Istrinya itu loh….. Subhanallah….
Masih belum terlalu aneh juga? Ketika sms saya, Amin tidak pernah menulis “Assalamungalaikum..” tetapi menulis, “Bismillah…” hehehe.. Oke oke, ini memang tidak terlalu aneh.
Yang aneh, Amin ini anti dengan yang namanya di foto. Dia hobi fotografi, tetapi hanya memotret bunga dan pemandangan alam saja. Tahu kan alasannya kenapa? Dalam Islam menggambar/menyimpan gambar mahluk bernyawa itu tidak boleh. Ini shahih dan tidak ada bantahan. Hanya saja sekali lagi, Tapi kan.. tapi kan.. Banyak tapinya deh untuk bisa mengaplikasikannya.
Masih belum terlalu aneh juga? Amin ini sekarang istiqomah menghindari yang namanya menyanyi atau mendengakan musik, lagu islami atau nasyid sekalipun. Siapa sih manusia yang tidak suka dengan musik? hampir dipastikan tidak ada… Karena mendengarkan musik atau menyanyi itu enak.. tapi justru karena itu lah… itulah tantangannya.. jangan tanya soal Ayu Ting Ting kepadanya yah, dia gak bakal tahu. Tahu kan alasannya kenapa? Saya bukan ahli agama, ke masjid juga jarang, tapi sebenarnya dalam Islam itu menyanyi/memainkan alat musik/ mendengarkan lagu itu tidak boleh. Ini shahih saudara-saudara… Tidak ada alasan walau untuk berdakwah sekalipun. Hanya saja sekali lagi, Tapi kan.. tapi kan.. Banyak tapinya deh untuk bisa mengaplikasikannya.
Masih belum terlalu aneh juga? Amin ini sangat ketat menjaga hartanya dari riba. Seringan-ringannya dosa riba adalah bagaikan seorang anak yang menzinahi ibunya sendiri. Horor kan? Kita sudah terjebak dalam sistem perekonomian dan perbankan sesat.Tetapi tidak dengan Amin.
Masih belum terlalu aneh juga? Kita bayangkan hidupnya Amin akan hampa, sepi dan membosankan tanpa musik, lukisan/foto narsis-narsisan, serta televisi yang merupakan perpaduan keduanya, susah tanpa perbankan, tertekan karena harus menahan keinginan ini dan itu. Nyatanya TIDAK! Amin terlihat sangat bahagia dan hidupnya damai, tenang, sederhana, lega, dan sepertinya jarang galau, tidak seperti saya.
Apa? masih belum terlalu aneh?
Saya nyerah deh.
Oke, paling aneh adalah jika saya lebih dahulu masuk surga daripada si Amin.
hahahahah… Ngimpi.
Mari perbanyak istighfar dan memohon ampun, semoga setidaknya, kita satu antrian di belakang Amin gitu…
Astaghfirullahhala’dzim…
Astaghfirullahhala’dzim…
Astaghfirullahhala’dzim…
Saya sungguh-sungguh ini.. Bukan guyon..
—————-
Eh, tunggu sebentar saudara-saudara,
Bisa jadi bukan Amin yang aneh.. Saya lah yang aneh.. kita lah yang aneh…
Sumber : http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2011/11/13/orang-salafy-yang-aneh/#