Jendral AU dan anak kecil
Ketika pesawat sedang bersiap untuk take-off, seorang anak 5 tahun marah-marah dengan liar. Tidak peduli apa karena frustrasi, sang ibu mencoba menenangkannya, namun anak itu terus berteriak keras dan menendang kursi di sekelilingnya.
Tiba-tiba, dari bagian belakang pesawat, seorang pria tua dengan seragam Jendral Angkatan Udara terlihat perlahan-lahan berjalan ke depan, menghentikan ibu yang bingung dengan tangan terangkat. Berambut putih, sopan, Jendral bersuara lembut itu membungkuk ke bawah, menunjuk ke arah dadanya, berbisik sesuatu ke telinga anak itu.
Seketika, anak itu tenang, dengan lembut memegang tangan ibunya, dan secara tenang mengikatkan sabuk pengamannya. Semua penumpang lain bertepuk tangan secara spontan.
Perlahan-lahan Jendral itu berjalan kembali ke tempat duduknya, dan salah satu petugas kabin menyentuh lengan bajunya. “Maaf, Jenderal,” tanya dia dengan tenang, “apakah saya bisa bertanya mantra ajaib apa yang digunakan pada anak kecil itu?”
Orang tua itu tersenyum tenang dan lembut mengaku, “Aku menunjukkan wing pilot saya, bintang jasa, dan pita pertempuran pada anak kecil tersebut dan menjelaskan bahwa dengan tanda penghargaan itu saya berhak untuk memilih dan membuang salah satu penumpang keluar dari pesawat.”
Ujian Orang Gila
Pada suatu hari para dokter di rumah sakit jiwa mengadakan ujian untuk mengetahui apakah ada pasiennya yg sdh normal. Mereka lalu menyediakan sebuah kolam renang tanpa air dan menguji 3 orang pasiennya. Menurut para dokter, jika salah satu dari ketiga pasiennya normal maka mereka pasti tidak akan lompat ke dalam kolam renang itu. Satu-persatu mereka lalu disuruh masuk ke dalam kolam renang.
Pasien pertama lalu melompat dan langsung jatuh ke dasar kolam sambil menirukan berenang gaya bebas. Para dokter lalu berpendapat ia masih sakit.
Pasien kedua kemudian melompat dan ia merasa tenggelam karena tidak tau berenang. Para dokter juga berpendapat ia masih sakit.
Lalu ketika giliran terakhir, pasien ketiga tidak melompat ke dalam kolam. Para dokter lalu yakin pasien ketiga sudah sembuh. Mereka lalu bertanya kepada pasien ketiga.
"Mengapa engkau tidak melompat masuk ke dalam kolam?"
Pasien ketiga lalu menjawab,
"Saya tidak tahu berenang, dok"
Pasien kemasukan kacang hijau
Suatu sore datang seorang lelaki ke dokter ahli THT, karena telinganya tak sengaja kemasukan biji kacang hijau sewaktu dia membeli sesuatu di pasar.
"Selamat sore," sapa dokter itu.
"Selamat sore, Dok," jawab lelaki itu.
"Ada keluhan apa?" tanya dokter.
"Telinga saya kemasukan biji kacang hijau, Dok," jelas lelaki itu.
"Mari tiduran. Saya periksa telinga Anda," kata dokter lagi.
Dokter pun lalu memeriksa telinganya. Rupanya biji kacang itu cukup susah diambil malah mungkin di operasi.
"Wah ini mungkin harus dioperasi kecil" jelas dokter.
"Biaya operasi kecilnya kira2 berapa Dok?" tanya pasien.
"Yaa, sekitar Rp 2 juta," kata dokter.
"Mahal amat, Dok. Apa nggak ada yg lebih murah atau gratis kalau dapat ?" tanya pasien.
"Sebenarnya ada yg gratis, cuma modal sabar aja," jawab si dokter.
"Baik dok, saya akan sabar. Bagaimana caranya?" sang pasien penasaran.
"Anda sirami telinga Anda dua kali sehari. Dan nanti jika sudah jadi toge, Anda tinggal tarik keluar," jelas dokter.
Waktu istirahat selesai
Seorang penjahat yang selama hidupnya banyak merampok, membunuh dan memperkosa setelah mati dihukum masuk neraka. Namun malaikat penjaga masih berbaik hati kepadanya untuk memilih tempat penyiksaan sesuai keinginan penjahat tersebut.
Maka penjahat tersebut dibawa berkeliling oleh si Malaikat untuk melihat-lihat. Penjahat dibawa masuk ke ruang penyiksaan pertama, yaitu tempat dimana si terhukum tubuhnya dibakar dalam api yang amat panas. Mereka menjerit kesakitan dan kepanasan namun mereka tetap hidup dalam siksaan dan tubuhnya tidak hangus terbakar. Penjahat ngeri dan tidak mau tinggal disitu.
Di ruang kedua terlihat penghuninya disiksa dan dipotong-potong tubuh dan lidahnya, mereka menjerit-jerit kesakitan, namun tidak mati sehingga tetap kesakitan. Si penjahat pun jiper dan tak mau tinggal disitu.
Di ruang ketiga, di dalam ruangan terdapat kolam besar yang berisi air nanah dan air tinja beserta segala macam kotoran yang lain. Penghuninya tampak sedang berendam setinggi leher. Wah.... pikir si penjahat boleh juga tempat ini, emang baunya nggak tertahankan, tapi masih mendingan karena nggak tersiksa dan kesakitan. maka ia mendekat kepada malaikat pengawas dan menyatakan ia memilih tempat itu sebagai tempat penyiksaannya.
Lalu bergabunglah si penjahat dengan terhukum yang lain, ikut berendam di kolam. Tiba-tiba satu menit kemudian terdengar bel dan teriakan pengawas:
"OK... waktu istirahat sudah selesai, sekarang kalian semua harus kembali menyelam satu jam lagi!!!"