Pages

KENAKALAN REMAJA


Berdasarkan pengamatan saya dari orang – orang sekitar di temukan bahwa kenakalan remaja berasal dari ketidaktahuan akan perannya sebagai remaja sehingga kemudian mereka berusaha mencontoh seorang figur yang berasal dari orang sekitar ataupun dari Film, tv, juga atau orang di luar lingkungannya yang dianggap bagus. Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan mereka tidak tahu yaitu : pendidikan, didikan orangtua, lingkungan, pengaruh teman sebaya,  dan pengaruh media.

1.       Pendidikan
Pada zaman penjajahan dulu cara pandang masyarakat kita tidak seperti sekarang ini salah satunya adalah akibat pengaruh pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat menonjol bagi kecerdasan atau intelektual seseorang. Masalah kemiskinan yang mendera berbagai daerah di bangsa kita ini salah satunya adalah karena tidak tersalurkannya pendidikan yang layak bagi mereka. Mengapa pendidikan yang harus berperan? Karena didalamnya ada suatu proses mendidik seseorang menuju tingkatan yang lebih maju daripada sebelumnya atau mendidik dari hal yang tidak bisa menjadi bisa. Atau proses menggali potensi manusia untuk selanjutnya dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan baginya. Adapun sarananya adalah sekolah dan lembaga pendidikan yang lain yang dibantu oleh staff pengajar atau guru.
2.       Didikan orangtua
Jika tadi pendidikan adalah penggali potensi manusia maka didikan orang tua adalah pengawas jalannya proses pendidikan karena  waktu di rumah lebih banyak daripada di sekolah. Untuk itu dibutuhkan pengawasan juga didikan dari orangtua untuk mengefektifkan jalannya proses pendidikan anak.
3.       Lingkungan
Lingkungan adalah salah satu faktor eksternal yang juga menentukan dalam proses pembentukan jati diri seseorang. Jika lingkungannya membuat dia berkembang maka dengan mudah semua potensinya pun dapat dimaksimalkan dan sebaliknya apabila seseorang berada dalam lingkungan yang kurang baik maka akan berdampak pada pribadi seseorang. Ada sebuah pendapat yang mengatakan “Jika seseorang bergaul dengan seorang kyai maka bisa jadi orang itu menjadi kyai dan apabila seseorang bergaul dengan preman bisa jadi ia menjadi preman seutuhnya”. Saya sangat setuju dengan pendapat tersebut karena dalam Islam juga mengajarkan agar kita bergaul dengan orang-orang alim (berilmu) artinya ya supaya kita berilmu.
4.       Pengaruh teman sebaya
Manusia membutuhkan oranglain karena manusia adalah makhluk sosial yaitu manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya seorang diri melainkan membutuhkan orang lain tujuannya agar manusia bisa saling berinteraksi yang menguntungkan satu sama lain.
Dan semua manusia mempunyai seseorang yang telah berkomunikasi sekian lama atau yang dinamakan dengan teman sebaya. Kadang-kadang hasil pemikiran kita itu cenderung dinilai dari orang lain contoh jika seseorang membeli Handphone pasti dia akan menanyakan kepada temannya. “Yang ini bagus engga yah kalo menurut aku mah sih keren” terus salah seorang temannya menyangkal “Wah ini mah jelek sob masih mending yang ini saja”, “Oh iya bener, ok aku beli yang ini”. Dari percakapan tadi didapatkan bahwa sisi emosional manusia adalah mudah terpengaruh oleh orang lain. Maka dalam hal ini pengaruh teman sebaya cukup menentukan bagi pembentukan kepribadian seseorang. Jika teman sebayanya positif maka dia pun positif dan sebaliknya jika tingkah laku teman sebayanya negatif maka dia pun negatif.
5.       Pengaruh Media
Seperti yang pernah disebut di atas bahwa pembentukan pribadi manusia juga bisa karena mencontoh salah seorang figur atau tokoh. Perkembangan dunia pertelevisian Indonesia disertai dengan maraknya acara TV dan tidak menutup kemungkinan akan adanya ketergantungan akan hal ini. Apalagi dengan maraknya sinetron, film layar lebar, acara gosip dan lain-lain membuat penontonnya menjadi  tidak mau beranjak dari depan layar kaca. Pengaruh-pengaruh dari figur-figur tertentu pun sangat mudah menjangkit penontonnya khususnya para remaja. Mereka meniru tokoh yang mereka sukai di televisi dari mulai model rambut, tren baju, sampai sifat khas yang dimiliki figur yang ditirunya. Diperlukan peran orangtua dalam membimbing anaknya agar tidak terbawa ke arah negatif dari media ini. Bukan berarti tidak boleh menonton, menonton itu tidak dilarang yang dilarang adalah ketika si penontonnya meniru sifat negatif dari aktor tersebut. Sekali lagi orangtua harus mengawasi anaknya bila perlu dampingi ia ketika menonton televisi.
Written by : Wawan Setiawan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa Inggris
Universitas Subang
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...