Bahaya Junk Food Bagi IQ Anak - Bukan merupakan hal yang baru bagi kita semua dan kita semua mengetahui bahwa seiring dengan semakin majunya peradapan zaman membuat kesibukan orang tua meningkat. Hal inilah yang membuat para orang tua tidak memiliki waktu untuk membuat makanan sehat, kudapan atau jajanan bagi sang buah hati. Mereka lebih memilih memberikan makanan jenis junk food atau makanan siap saji yang tidak memiliki kandungan gizi yang cukup. Bahkan makanan ini mengandung zat zat kimiawi yang sangat membahayakan bagi sang anak saat mereka menginjak dewasa nantinya. Dan seperti kita ketahui di Indonesia sendiri begitu banyak makanan yang mengandung borak dan formalin.
Dalam kesempatan kali ini, tips kesehatan yang akan kenzoo bahas pada artikel kali ini tentang bahaya junk food bagi IQ anak anda. Junk food atau makanan siap saji memang memiliki banyak kelebihan yang diantaranya adalah praktis dan disukai oleh anank anak. Ini juga tidak merepotkan dan menyita waktu bagi orang tua dalam memasak makanan ringan buat sang buah hati. Namun dalam sebuah penelitian yang dilakukan di India, anak yang mengkonsumsi junk food mengalami penurunan IQ dibanding mereka yang tidak mengkonsumsi.
Bahkan di Indonesia sendiri telah begitu banyak makanan jenis junk fod yang beredar. Tak hanya itu, makanan siap saji yang adapun telah telah jauh dari himbauan pemerintah untuk mengikuti petunjuk tips kesehatan dalam penyajian dan mencampur dengan beberapa zat berbahaya bagi kesehatan. Seperti banyak kita ketahui banyak jenis makanan yang diberi bahan pengawet jenis borak dan formalin. Untuk lebih jelasnya tentang ciri ciri makanan yang mengandung zat bahaya tersebut silahkan anda baca di Ciri Makanan Yang Mengandung Borak dan Formalin.
Studi lain yang diadakan di Australia menunjukkan bahwa anak anak yang diberi makanan jenis junk food memiliki IQ lebih rendah dibanding anak anak yang diberi makanan sehat. studi yang diikuti lebih dari 7.000 anak itu mendapati berbagai variasi dan pola makan anak, mulai dari pola makan tradisional dengan menyediakan makanan yang diolah dari rumah, makanan bayi siap saji, ASI dan junk food. Pola makan itu sendiri nantinya yang akan menentukan suplai nutrisi yang dibutuhkan bagi perkembangan jaringan otak dalam dua tahun pertama dalam kehidupannya.
Studi ini sendiri bertujuan melihat apa dampak pola makan tersebut dengan IQ anak dengan mengamati kaitan antara kebiasaan makan pada anak saat usia anak enam bulan, lima belas bulan dan dua tahun serta perkembangan IQ mereka saat berusia delapan tahun.
Dari studi ini ditemukan bahwa anak anak yang diberi ASI saat berusia enam bulan dan memiliki pola makan rutin dengan mengikuti beberapa tips kesehatan dengan memberinya makanan seperti kacang-kacangan, keju, buah dan sayuran memiliki IQ dua point lebih tinggi dari pada anak anak yang sering mengkonsumsi biskuit, cokelat, permen, minuman ringan dan juga keripik dalam dua tahun pertama hidupnya saat keduanya sama sama berusia delapan tahun.
Ditemukan juga dalam studi tersebut bahwa makanan bayi siap saji yang diberikan saat anak anak berusia enam bulan memberikan dampak negatif terhadap IQ anak yang bersangkutan. Namun anehnya ada pengaruh positif menginjak usia duapuluh empat bulan yag didapat dari makanan tersebut. Semoga bermanfaat.